Sabtu, 27 April 2019 – Barisan santri berbaju putih itu bersiap menggaungkan Al Qur’an serta hadist Rasulullah di Lapangan Mrisen, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Pentas dalam rangka tutup tahun ajaran 2018/2019 itu dimeriahkan oleh tujuh lembaga taman kanak-kanak dan yang setara dengannya, serta dihadiri oleh tak kurang dari 700 peserta.
Dominan warna putih yang nampak bersinar ditempa sinar matahari itu duduk di tenda paling utara. Mereka telah siap tampil dengan percaya diri. Pakaian yang mereka kenakan memang terkesan sederhana, setelan putih dengan selempang bertuliskan “cinta qur’an” seolah menandakan aktivitas harian anak yang sederhana namun berkesan karena dibalut dengan nilai-nilai yang diambil dari Al Qur’an. Mereka ialah santri TK Al Wahdah, yang terdiri dari dua kelas Adab 1 dan 2 (TK A) serta dua kelas Qur’an 1 dan 2 (TK B).
Santri kelas Qur’an 2 diberi kesempatan urutan pertama untuk tampil membacakan Q.S. An Naba sekaligus sebagai sari tilawah pembuka acara. Mereka terlihat begitu antusias dan bersemangat dalam dua shaf yang rapi. Sejak dimulai dengan mengucap salam, seluruh peserta mendengarkan dengan khidmat dan menunjukkan kekaguman, anak seusia itu dapat melantunkan permulaan juz amma dengan begitu fasih. Ayat demi ayat dibacakan, dada rasanya bergetar, baru permulaan acara sudah diingatkan tentang dahsyatnya hari kiamat serta balasan bagi orang yang ingkar dan yang taat. Hingga sampai pada ayat terakhir, alhamdulillah tampilan pertama lancar.
Setelah penampilan kakak-kakak kelas Qur’an 2, diikuti dengan sambutan-sambutan dan doa penutup, kini giliran adik-adik kelas Adab 1 menunjukkan aksinya. Mereka membacakan hadis tentang persaudaraan, yang artinya “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang besaudara” (Muttafaqun alaih). Masyaallah, semoga kita semuanya dapat menjadi hamba yang bersaudara dan tidak terpecah belah.
Tampilan demi tampilan dari berbagai lembaga telah terlaksana, ada yang menampilkan tarian, nyanyian, pidato, dan berbagai seni lainnya, masih ada kelas Adab 2 dan Qur’an 1 yang berdebar-debar menanti. Mereka duduk berteduh tidak ikut menari, namun masih mengikuti jalannya acara dengan santun dan rapi.
Setelah menanti bagitu lama, tibalah saatnya Adab 2 tampil membawakan Ayat Larangan Boros (Q.S. Al Isra: 27) dan Ayat Seburuk Suara (Q.S. Luqman: 19). Ketika sampai pada artinya, “Sesungguhnya, orang-orang yang pemboros itu adalah saudata setan”, beberapa peserta terlihat tersentak. “Wah, ayat yang dibawakan adik-adik TK Al Wahdah ini ngena banget ya, Bu”, begitu salah satu MC berkomentar selepas adik-adik turun dari panggung. “Iya, mulai sekarang kita jangan boros-boros ya Bu. Hayo itu ibu-ibu yang disana, makanannya jangan dibuang-buang”, MC yang lain menanggapi. Masyaallah, semoga menjadi pengingat bagi kita semua yang mendengarkannya.
Hari mulai terik. Kakak-kakak Qur’an 1 mendapat urutan tampilan terakhir. Q.S. Al Isyiqoq mereka bacakan di atas panggung. Orang-orang yang sebelumnya duduk menikmati jajanan di pinggir lapangan terlihat berdatangan menuju sumber suara. Merinding rasanya, apalagi ketika mendengarkan artinya yang dibacakan oleh Ananda Naajihah. Masyaallah.
Sempat ada rasa khawatir bagaimana jika mereka demam panggung, namun kekhawatiran itu terhempas sudah melihat para santri tampil dengan begitu percaya diri. Khawatir pula jika mereka berlarian dan turut berjoget ria ketika musik-musik diperdengarkan, namun santri TK Al Wahdah tetap duduk dengan tenang dan tidak ikut berhamburan. Masyaallah.